Kodrat sudah pasti berbeda
Kau logika sedang aku perasaan
Sang Pencipta tak mungkin salah Berkehendak
Memang beginilah adanya
Kau lelaki sedang aku wanita
Kau bertahta sedang aku bermahkota
Wahai pemuda
Kaulah yang terbaru yang tak sengaja hilang
Dulu pernah dekat tapi tak sengaja terhalang
Kaulah yang terkini dicari-cari segala orang
Wahai pemuda
Tak sadarkah apa yang kau tebarkan?
ucapan, perhatian, pandangan, segala daya upaya
tingkah laku, berikut manis senyum langkahmu
Menawan dikata orang
Kusimpan di hati dalam
Satu yang tak kumengerti belum terungkap
Tabir masih menutup rapat menunggu giliran
menanti kata kunci sandi abadi
Selama ini kau hadapi kami dengan akal kepalamu
kau akrabi kami dengan filsafat cemerlangmu
Sekali lagi, logika
Hanya aku yang tahu
bahwa saat itu kau tengah tegakkan diri menata hati
Itulah hatimu yang lama bersembunyi
menanti kata kunci sandi abadi
mencari perasaan yang tak mati
Wahai pemuda
Mungkinkah perasaanku kau logika?
Mungkinkah hatimu berlapang dada?
menerima cinta sebagai kata kunci sandi abadi
barangkali memang cinta-lah kata kunci sandi abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar